Mendapatkan label Standar Nasional Indonesia (SNI) dan sertifikasi ISO dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) merupakan langkah penting untuk memastikan produk Anda memenuhi standar nasional dan internasional. Berikut adalah panduan mudah untuk mendapatkan label SNI dan sertifikasi ISO KAN.

Apa Itu Label SNI? Pentingnya Standarisasi untuk Produk di Indonesia

Label Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah tanda sertifikasi yang diberikan kepada produk yang telah memenuhi standar kualitas, keamanan, dan kinerja sesuai dengan ketentuan Badan Standardisasi Nasional (BSN). Label ini menjadi bukti bahwa suatu produk telah diuji dan dinyatakan layak untuk diedarkan di pasar Indonesia.

SNI terdiri dari dua jenis utama:
  1. SNI Wajib → Harus dimiliki oleh produk tertentu yang berkaitan dengan keselamatan, kesehatan, dan lingkungan, seperti helm, kabel listrik, mainan anak, dan produk makanan.
  2. SNI Sukarela → Tidak diwajibkan, tetapi produsen bisa mengajukannya sebagai bentuk jaminan kualitas kepada konsumen.

Persyaratan dan Cara Mudah Mendapatkan Label SNI dengan Membuat ISO KAN

Untuk mendapatkan label SNI, suatu produk harus melalui serangkaian pengujian dan sertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Salah satu cara untuk mempermudah proses sertifikasi SNI adalah dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO, yang dapat membantu memenuhi standar yang ditetapkan oleh BSN.

Persyaratan Mendapatkan Label SNI

Berikut beberapa dokumen dan persyaratan yang umumnya dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikasi SNI:

Dokumen Perusahaan:
  1. Akta pendirian dan perubahan perusahaan
  2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
  3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Nomor Induk Berusaha (NIB)
  4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Dokumen Produk:
  1. Spesifikasi teknis produk
  2. Gambar desain atau sketsa produk (jika ada)

Data uji laboratorium produk (jika tersedia)


Sertifikasi Tambahan:
  1. Sertifikat ISO (opsional, tetapi sangat disarankan untuk mempermudah proses)
  2. Hasil audit dari lembaga sertifikasi terkait
Persyaratan Tambahan (Jika Berlaku)
  1. Label atau kemasan produk sesuai standar SNI
  2. Bukti kepemilikan merek dagang (jika ada)

Cara Mudah Mendapatkan Label SNI dengan Membuat ISO KAN

1. Terapkan Sistem Manajemen Mutu ISO

Menggunakan ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu) atau standar ISO lainnya seperti ISO 22000 (Keamanan Pangan) atau ISO 13485 (Peralatan Medis) dapat mempercepat proses sertifikasi SNI karena sudah memiliki sistem pengendalian mutu yang jelas.

2. Pilih Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang Terakreditasi KAN

SNI dikeluarkan oleh LSPro yang telah mendapatkan akreditasi dari KAN. Pastikan Anda memilih lembaga yang sesuai dengan produk yang ingin disertifikasi.

3. Lakukan Pengujian Produk di Laboratorium Terakreditasi

Produk akan diuji di laboratorium yang telah terdaftar di KAN untuk memastikan memenuhi standar yang ditetapkan dalam SNI.

4. Pengajuan Sertifikasi ke LSPro

Setelah pengujian selesai dan produk dinyatakan memenuhi standar, Anda dapat mengajukan sertifikasi ke LSPro dengan melampirkan dokumen yang dipersyaratkan.

5. Proses Audit dan Verifikasi

LSPro akan melakukan audit ke lokasi produksi untuk memastikan proses produksi sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam SNI.

6. Penerbitan Sertifikat SNI

Jika semua persyaratan terpenuhi, LSPro akan menerbitkan sertifikat SNI, dan produk Anda bisa diberi label SNI untuk dipasarkan secara resmi.

Daftar SNI Kenapa harus menggunakan ISO KAN?

Mendapatkan Sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) membutuhkan proses pengujian dan verifikasi yang ketat agar produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Salah satu cara terbaik untuk mempermudah proses ini adalah dengan menggunakan ISO yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Kenapa Daftar SNI Harus Menggunakan ISO KAN?

  1. Mempermudah Proses Sertifikasi
    ISO membantu perusahaan dalam menyusun dokumentasi standar dan menerapkan kontrol kualitas yang sesuai dengan regulasi SNI. Dengan sistem manajemen yang sudah terstandarisasi, proses audit dan verifikasi SNI menjadi lebih mudah.
  2. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen dan Pemerintah
    Produk yang memiliki sertifikasi ISO KAN lebih dipercaya oleh konsumen karena telah memenuhi standar global dan nasional. Selain itu, pemerintah juga lebih mudah dalam memverifikasi kualitas produk.
  3. Memenuhi Standar Regulasi Nasional dan Internasional
    Banyak produk yang ingin mendapatkan sertifikasi SNI juga harus memenuhi persyaratan ekspor. Dengan memiliki ISO KAN, produk akan lebih mudah diterima di pasar global.
  4. Mengurangi Biaya dan Waktu Pengujian
    Perusahaan yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu berbasis ISO akan lebih siap saat menghadapi pengujian produk, sehingga dapat mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam proses sertifikasi SNI.
  5. 5. Menjamin Keamanan dan Kualitas Produk ISO memastikan bahwa produk dibuat dengan proses yang terkendali, sehingga aman, berkualitas, dan sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia.

Langkah-Langkah Mendapatkan Sertifikasi ISO KAN dengan Mudah untuk Persyaratan Pembuatan SNI

Dengan buat Iso KAN yang terakreditasi merupakan langkah penting bagi perusahaan yang ingin memperoleh sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI). ISO membantu memastikan sistem manajemen mutu dan standar produksi telah sesuai dengan persyaratan nasional maupun internasional.

Berikut adalah langkah-langkah mudah untuk mendapatkan sertifikasi ISO KAN sebagai persyaratan pembuatan SNI:

1. Tentukan Jenis ISO yang Dibutuhkan

ISO memiliki berbagai standar yang dapat disesuaikan dengan jenis produk dan industri Anda. Beberapa jenis ISO yang sering digunakan untuk memenuhi syarat SNI antara lain:

  1. ISO 9001 – Sistem Manajemen Mutu (umum untuk berbagai industri)
  2. ISO 14001 – Sistem Manajemen Lingkungan
  3. ISO 22000 – Sistem Manajemen Keamanan Pangan
  4. ISO 45001 – Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
  5. ISO 13485 – Sistem Manajemen untuk Peralatan Medis

Pastikan Anda memilih standar ISO yang sesuai dengan produk yang akan didaftarkan ke SNI.

2. Siapkan Dokumen dan Persyaratan Awal

Sebelum bikin ISO KAN, perusahaan harus menyiapkan dokumen berikut:

  • Profil perusahaan (akta, NPWP, NIB, SIUP/TDP)
  • Struktur organisasi dan job description karyawan
  • SOP (Standard Operating Procedure) terkait produksi dan manajemen mutu
  • Data spesifikasi produk dan proses produksi
  • Catatan uji produk atau sertifikasi pendukung lainnya

Dokumen ini akan digunakan dalam audit oleh lembaga sertifikasi ISO yang terakreditasi oleh KAN.

3. Terapkan Sistem Manajemen Berbasis ISO

Perusahaan harus mulai menerapkan sistem manajemen sesuai dengan standar ISO yang dipilih. Ini termasuk:

  • Membentuk Tim ISO Internal → Untuk mengelola implementasi ISO di perusahaan
  • Membuat dan Menerapkan SOP → Agar sistem produksi dan mutu sesuai dengan standar ISO
  • Melakukan Pelatihan Karyawan → Agar semua tim memahami standar yang diterapkan
  • Melakukan Audit Internal → Untuk mengevaluasi apakah sistem yang diterapkan sudah sesuai

Implementasi ini akan membantu memastikan perusahaan siap untuk proses sertifikasi ISO KAN.

4. Pilih Lembaga Sertifikasi ISO yang Terakreditasi KAN

Untuk mendapatkan sertifikat yang diakui dalam pembuatan SNI, pilih Lembaga Sertifikasi ISO yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Anda bisa mengecek daftar lembaga terakreditasi di situs resmi KAN.

Beberapa Lembaga Sertifikasi yang umum digunakan di Indonesia:

  • Sucofindo
  • TUV Rheinland
  • SGS Indonesia
  • Bureau Veritas
  • Mutu Certification

Pastikan Anda memilih lembaga yang sesuai dengan jenis ISO yang ingin diperoleh.

5. Lakukan Audit Eksternal oleh Lembaga Sertifikasi ISO

Setelah sistem manajemen mutu diterapkan, lembaga sertifikasi akan melakukan audit eksternal, yang meliputi:

  1. Audit Tahap 1 → Pemeriksaan dokumen dan kesiapan sistem manajemen ISO
  2. Audit Tahap 2 → Audit langsung ke lokasi produksi untuk memastikan implementasi ISO berjalan dengan baik

Jika terdapat temuan atau ketidaksesuaian, perusahaan akan diberikan waktu untuk melakukan perbaikan sebelum sertifikat ISO diterbitkan.

6. Penerbitan Sertifikat ISO KAN

Jika semua persyaratan terpenuhi dan hasil audit positif, lembaga sertifikasi akan menerbitkan Sertifikat ISO yang terakreditasi oleh KAN. Sertifikat ini berlaku selama 3 tahun dengan audit tahunan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar.

7. Gunakan Sertifikat ISO untuk Pendaftaran SNI

Setelah memiliki Sertifikasi ISO, Anda bisa menggunakannya untuk mempermudah pengajuan SNI dengan langkah-langkah berikut:

  1. Pilih Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang telah terakreditasi oleh KAN
  2. Lakukan pengujian produk di laboratorium terakreditasi KAN
  3. Ajukan permohonan sertifikasi SNI ke LSPro dengan melampirkan sertifikat ISO sebagai bukti sistem manajemen mutu yang sudah diterapkan

Setelah lulus audit dan uji produk, sertifikat SNI akan diterbitkan

Berapa Biaya dan Berapa Lama Proses Sertifikasi ISO KAN?

 Harga Buat ISO KAN & OHSAS

1. Sertifikasi ISO Nasional (Lokal)

Sertifikasi ISO lokal dengan harga terjangkau dan proses cepat, cocok untuk bisnis yang ingin meningkatkan standar mutu tanpa perlu pengakuan internasional.

  • ISO 9001 – Rp. 2.999.000 Sistem Manajemen Mutu untuk memastikan produk dan layanan memenuhi standar pelanggan.
  • ISO 14001 – Rp. 2.999.000 Sistem Manajemen Lingkungan untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan.
  • ISO 45001 / OHSAS 18001 – Rp. 2.999.000 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk melindungi tenaga kerja.

⏳ Estimasi: 1-3 hari kerja

2. Sertifikasi ISO Internasional (ABCAB – UK)

Sertifikasi internasional dengan pengakuan dari ABCAB Inggris, ideal untuk perusahaan yang ingin meningkatkan kredibilitas global.

  • ISO 9001 – Rp. 8.499.000
  • ISO 14001 – Rp. 8.499.000
  • ISO 45001 / OHSAS 18001 – Rp. 8.499.000

⏳ Estimasi: 10 hari kerja

3. Sertifikasi ISO Internasional (IAS/UAF/EGAC – IAF)

Sertifikasi yang diakui secara luas dengan standar internasional tertinggi dari IAS/UAF/EGAC – IAF.

  • ISO 9001 – Rp. 12.999.000
  • ISO 14001 – Rp. 12.999.000
  • ISO 45001 / OHSAS 18001 – Rp. 12.999.000
  • ISO 22000 – Rp. 19.999.000 (Sistem Manajemen Keamanan Pangan)
  • ISO 27001 – Rp. 19.999.000 (Sistem Manajemen Keamanan Informasi)
  • ISO 13485 – Rp. 19.999.000 (Sistem Manajemen Mutu untuk Perangkat Medis)
  • ISO 37001 – Rp. 19.999.000 (Sistem Manajemen Anti-Suap)
  • ISO 20000 – Rp. 19.999.000 (Sistem Manajemen Layanan TI)
  • ISO 21001 – Rp. 19.999.000 (Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan)

⏳ Estimasi: 7-10 hari kerja

4. Sertifikasi ISO KAN (Indonesia)

Sertifikasi yang diakui oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), sangat penting untuk perusahaan yang membutuhkan pengakuan dari lembaga resmi Indonesia.

  • ISO 9001 – Rp. 24.999.000
  • ISO 14001 – Rp. 33.749.000
  • ISO 45001 – Rp. 33.749.000
  • ISO 37001 – Rp. 55.749.000

⏳ Estimasi: 30 hari kerja

Catatan: Harga untuk sertifikasi ISO KAN dapat berubah tergantung pada bidang usaha, jumlah karyawan, dan lokasi usaha.

Informasi Tambahan

  1. Masa Berlaku Sertifikasi: 3 tahun 
  2. Perpanjangan Sertifikat: Wajib dilakukan pada tahun pertama dan kedua melalui proses Surveillance 1 & 2 agar sertifikat tetap aktif. Biaya perpanjangan akan dikenakan sesuai ketentuan yang berlaku.

Kesalahan Umum dalam Pengajuan Sertifikasi ISO KAN yang Harus Dihindari

Mengajukan Sertifikasi ISO yang terakreditasi oleh KAN adalah langkah penting untuk memastikan standar mutu produk atau layanan sesuai dengan regulasi nasional dan internasional. Namun, banyak perusahaan yang mengalami kendala karena melakukan kesalahan dalam proses pengajuan. Berikut beberapa kesalahan umum yang harus dihindari agar proses sertifikasi berjalan lancar:

1. Tidak Memahami Jenis ISO yang Dibutuhkan

Kesalahan:
Banyak perusahaan langsung mengajukan sertifikasi tanpa memahami standar ISO yang paling sesuai untuk bisnisnya. Misalnya, menggunakan ISO 9001 (Manajemen Mutu) padahal yang dibutuhkan adalah ISO 22000 (Keamanan Pangan) untuk industri makanan dan minuman.

Solusi:
Pelajari terlebih dahulu jenis ISO yang paling relevan dengan bisnis Anda. Beberapa contoh standar ISO yang umum digunakan:

  • ISO 9001 – Sistem Manajemen Mutu (untuk berbagai industri)
  • ISO 14001 – Sistem Manajemen Lingkungan
  • ISO 45001 – Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
  • ISO 22000 – Sistem Keamanan Pangan
  • ISO 13485 – Sistem Manajemen Peralatan Medis

2. Tidak Melakukan Persiapan yang Matang

Kesalahan:
Banyak perusahaan hanya fokus pada proses sertifikasi tanpa menyiapkan dokumentasi yang lengkap atau implementasi sistem manajemen mutu yang memadai. Akibatnya, mereka sering gagal dalam tahap audit.

Solusi:
Persiapkan semua dokumen yang diperlukan sebelum mengajukan sertifikasi, seperti:

  1. SOP (Standard Operating Procedure)
  2. Struktur organisasi dan tanggung jawab masing-masing tim
  3. Catatan pengendalian mutu dan hasil uji produk
  4. Evaluasi risiko dan tindakan pencegahannya

3. Tidak Melakukan Pelatihan Karyawan

Kesalahan:
ISO bukan hanya tentang dokumen, tetapi juga tentang bagaimana sistem diterapkan dalam perusahaan. Banyak perusahaan gagal dalam audit karena karyawan tidak memahami standar ISO yang diterapkan.

Solusi:
Pastikan seluruh tim mendapatkan pelatihan ISO sebelum audit dilakukan. Pelatihan ini mencakup:

  1. Pemahaman tentang standar ISO yang diterapkan
  2. Implementasi sistem manajemen mutu dalam pekerjaan sehari-hari
  3. Prosedur audit internal dan bagaimana menanggapi audit eksternal

4. Memilih Lembaga Sertifikasi yang Tidak Terakreditasi KAN

Kesalahan:
Beberapa perusahaan tergoda menggunakan lembaga sertifikasi yang lebih murah tetapi tidak memiliki akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Ini bisa menyebabkan sertifikasi tidak diakui secara resmi.

Solusi:
Pastikan lembaga sertifikasi yang Anda pilih terdaftar dan terakreditasi oleh KAN. Anda bisa mengecek daftar lembaga yang diakui di situs resmi KAN atau memilih lembaga sertifikasi ternama seperti:
✔ Sucofindo
✔ TUV Rheinland
✔ SGS Indonesia
✔ Bureau Veritas

5. Tidak Melakukan Audit Internal Sebelum Pengajuan

Kesalahan:
Banyak perusahaan langsung mengajukan sertifikasi tanpa melakukan audit internal terlebih dahulu. Ini berisiko karena jika ada ketidaksesuaian (non-conformance), mereka tidak punya waktu untuk memperbaikinya sebelum audit eksternal.

Solusi:
Selalu lakukan audit internal sebelum mengajukan sertifikasi untuk memastikan sistem sudah sesuai dengan standar ISO yang dipilih.

6. Tidak Melakukan Tindakan Korektif Setelah Audit

Kesalahan:
Jika ada temuan dalam audit eksternal, beberapa perusahaan tidak segera melakukan perbaikan (corrective action) sesuai rekomendasi auditor. Akibatnya, sertifikasi bisa tertunda atau bahkan ditolak.

Solusi:
Jika ada ketidaksesuaian yang ditemukan selama audit, segera lakukan perbaikan dan dokumentasikan tindakan korektif yang telah diambil.

7. Tidak Menjaga Kepatuhan Setelah Sertifikasi

Kesalahan:
Setelah mendapatkan sertifikat ISO, beberapa perusahaan tidak lagi menjaga standar yang telah diterapkan, sehingga gagal dalam audit pemeliharaan tahunan.

Solusi:
ISO bukan hanya tentang mendapatkan sertifikat, tetapi juga tentang mempertahankan standar yang telah diterapkan. Pastikan perusahaan selalu:
✔ Melakukan audit internal secara berkala
✔ Menjaga konsistensi dalam penerapan SOP
✔ Mengikuti pelatihan berkelanjutan untuk karyawan

Tips Sukses Lolos Sertifikasi ISO KAN untuk Produk dan Perusahaan

Mendapatkan Sertifikasi ISO yang terakreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) merupakan langkah penting bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kualitas, kepercayaan pelanggan, dan memenuhi syarat dalam berbagai regulasi, termasuk SNI (Standar Nasional Indonesia). Agar proses sertifikasi berjalan lancar, berikut beberapa tips sukses yang bisa Anda terapkan:

1. Tentukan Jenis ISO yang Sesuai dengan Bisnis Anda

Langkah pertama adalah memilih standar ISO yang sesuai dengan bidang usaha dan produk Anda. Beberapa jenis ISO yang sering digunakan antara lain:

  • ISO 9001 – Sistem Manajemen Mutu (cocok untuk semua industri)
  • ISO 14001 – Sistem Manajemen Lingkungan (penting bagi industri yang berdampak pada lingkungan)
  • ISO 45001 – Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
  • ISO 22000 – Sistem Manajemen Keamanan Pangan (untuk industri makanan dan minuman)
  • ISO 13485 – Sistem Manajemen untuk Peralatan Medis

Tips:

  • Pelajari kebutuhan pasar dan regulasi sebelum memilih ISO.
  • Jika ingin mengurus SNI, pastikan standar ISO yang dipilih sesuai dengan syarat SNI yang berlaku.

2. Lakukan Persiapan dengan Dokumentasi yang Lengkap

Kesuksesan dalam mendapatkan sertifikasi bergantung pada kelengkapan dokumen dan penerapan sistem manajemen mutu yang sesuai standar ISO.

  1. Dokumen yang harus disiapkan:
  2. Struktur organisasi dan tugas masing-masing tim
  3. SOP (Standard Operating Procedure) untuk semua proses operasional
  4. Catatan pengendalian mutu dan hasil uji produk
  5. Identifikasi risiko dan tindakan pencegahan
  6. Bukti pelaksanaan audit internal dan tindak lanjutnya

Tips:

  • Pastikan semua dokumen tersusun rapi dan mudah diakses oleh auditor.
  • Gunakan software manajemen mutu untuk membantu pencatatan dan pengarsipan.

3. Terapkan Sistem Manajemen Berbasis ISO dengan Konsisten

ISO bukan hanya soal dokumen, tetapi juga implementasi di lapangan. Perusahaan harus menjalankan standar yang telah ditetapkan agar siap menghadapi audit sertifikasi.

Langkah-langkah yang bisa dilakukan:

  • Sosialisasikan kebijakan ISO kepada seluruh karyawan
  • Terapkan SOP di setiap lini produksi atau layanan
  • Lakukan pengecekan dan evaluasi rutin terhadap sistem manajemen

Tips:

  • Jangan hanya melakukan persiapan saat akan diaudit. ISO harus menjadi bagian dari budaya kerja perusahaan.
  • Bentuk tim internal yang bertanggung jawab dalam penerapan sistem ISO.

4. Pilih Lembaga Sertifikasi yang Terakreditasi KAN

Pastikan Anda memilih Lembaga Sertifikasi ISO yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) agar sertifikat Anda diakui secara resmi.

Beberapa lembaga sertifikasi ISO terpercaya di Indonesia:
✔ Sucofindo
✔ TUV Rheinland
✔ SGS Indonesia
✔ Bureau Veritas
✔ Mutu Certification

Tips:

  • Cek daftar lembaga sertifikasi terakreditasi di situs resmi KAN sebelum memilih.

  • Bandingkan biaya, pengalaman, dan layanan pendampingan yang diberikan oleh setiap lembaga.

5. Lakukan Audit Internal Sebelum Audit Eksternal

Sebelum menghadapi audit eksternal dari lembaga sertifikasi, lakukan audit internal untuk mengidentifikasi potensi masalah dan memperbaikinya terlebih dahulu.

Langkah-langkah audit internal yang efektif:


Tunjuk auditor internal yang kompeten
Periksa setiap prosedur dan dokumen berdasarkan standar ISO
Identifikasi ketidaksesuaian dan lakukan tindakan korektif
Simulasikan wawancara audit untuk mempersiapkan tim menghadapi auditor eksternal

Tips:

  • Jangan menunggu auditor eksternal menemukan kesalahan. Pastikan semua masalah sudah diperbaiki sebelum proses audit resmi.

6. Persiapkan Diri untuk Audit Eksternal

Audit eksternal adalah tahap akhir sebelum sertifikat ISO diterbitkan. Pada tahap ini, auditor akan memeriksa dokumen, wawancara karyawan, dan menilai implementasi standar ISO di perusahaan.

Cara sukses menghadapi audit eksternal:
✔ Pastikan semua dokumen siap dan tersedia
✔ Berikan pelatihan kepada karyawan agar memahami standar yang diterapkan
✔ Jawab pertanyaan auditor dengan jelas dan sesuai fakta
✔ Tunjukkan bukti implementasi sistem ISO dalam kegiatan operasional

Tips:

  • Jangan panik jika auditor menemukan ketidaksesuaian kecil. Fokus pada solusi dan komitmen perbaikan.

7. Tindak Lanjuti Hasil Audit dan Lakukan Perbaikan

Jika ada temuan dari audit eksternal, perusahaan harus segera melakukan tindakan korektif sebelum sertifikat diterbitkan.

Tindak lanjut yang harus dilakukan:
Perbaiki ketidaksesuaian yang ditemukan auditor
Dokumentasikan perbaikan yang telah dilakukan
Kirim laporan tindak lanjut kepada lembaga sertifikasi

Tips:

  • Semakin cepat perbaikan dilakukan, semakin cepat sertifikasi bisa diterbitkan.

8. Jaga Kepatuhan Setelah Mendapatkan Sertifikasi

Sertifikasi ISO berlaku selama 3 tahun, tetapi perusahaan harus melakukan audit tahunan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar yang diterapkan.

Cara menjaga kepatuhan setelah sertifikasi:
✔ Lakukan audit internal secara berkala
✔ Perbarui SOP jika ada perubahan operasional
✔ Pastikan semua karyawan tetap memahami dan menjalankan sistem ISO

Tips:

  • Jangan anggap sertifikasi sebagai pencapaian akhir. ISO adalah proses yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas perusahaan.
Konsultasikan dengan Kami untuk informasi lebih lanjut
Form Whatsapp